Bupati Situbondo Dukung Perfilman Lokal, Usul Festival Film Anak Muda Situbondo

Bupati Situbondo Dukung Perfilman Lokal, Usul Festival Film Anak Muda Situbondo

SITUBONDO – Pemerintah Kabupaten Situbondo menunjukkan komitmen kuat terhadap perkembangan perfilman lokal yang digagas anak-anak muda daerah. 

Hal ini ditegaskan oleh Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, saat membuka acara nonton bareng (nobar) film karya sineas muda Situbondo di Pendopo Kabupaten, Selasa malam, 17 Juni 2025.

Dalam sambutannya, Bupati yang akrab disapa Mas Rio itu mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaannya atas munculnya karya-karya kreatif dari generasi muda Situbondo. 

Ia menilai karya-karya film tersebut merupakan bentuk ekspresi dan aktualisasi diri yang penting bagi perkembangan daerah.

"Saya bersyukur sekali karena akhirnya Situbondo bisa rock and roll dengan caranya sendiri. Melalui perspektif dan mindset anak muda, semua kegelisahan dan mimpi yang dulu terpendam kini bisa terwujud melalui film," ujarnya.

Mas Rio juga menceritakan keterlibatannya secara langsung dalam dunia perfilman lokal, salah satunya saat dirinya diminta menjadi pemeran penghulu dalam film yang diputar di alun-alun kota. 

Dari pengalaman tersebut, ia terinspirasi untuk menggagas festival film khusus bagi anak-anak muda Situbondo.

"Saya berpikir, kenapa tidak kita buat festival film anak Situbondo? Saya langsung hubungi Mas Lutfi dan para pejabat Pemda untuk merancang acara khusus ini," tambahnya.

Ia menekankan bahwa para sineas muda tidak sekadar membutuhkan dana, melainkan ruang berekspresi dan dukungan konkret dari pemerintah.

"Yang dibutuhkan bukan uang, tetapi ruang aktualisasi serta sambutan yang nyata dari Pemkab Situbondo," tegasnya.

Mas Rio juga memastikan bahwa pembangunan bioskop di Situbondo tetap berjalan sesuai rencana. Ia bahkan mendorong agar film-film lokal Situbondo bisa ditayangkan di bioskop, bukan hanya di ruang terbuka.

"Saya sudah minta, bioskop yang dibangun nanti harus menayangkan film lokal juga. Tidak hanya film luar," jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengajak para pembuat film untuk terus mengeksplorasi budaya lokal dan kehidupan masyarakat, termasuk kehidupan santri di pondok pesantren.

"Kalau bisa, bikin film tentang kehidupan di pesantren. Seperti Sofian itu, kan santri. Itu bisa kita angkat ke layar," tuturnya.

Sebagai bentuk apresiasi pribadi, Bupati Rio juga meminta file film yang diputar agar bisa ditonton kembali di waktu senggang.

"Tolong kirimi saya file filmnya. Insya Allah akan saya tonton dan beri catatan,” tutupnya.

Dalam agenda nobar tersebut, tiga film lokal diputar: Lastare karya sutradara Dinda Septi W. H, Wrapped karya Royhan Hariri, dan Bising karya Achmad Hisyam. (*)

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index